Pakaian Adat Banten – Pakaian adat merupakan salah satu produk budaya dari suku bangsa Indonesia. Setiap suku mengenakan pakaian khas sebagai bentuk kebiasaan dan adat istiadat suku tersebut. Sama halnya seperti suku yang mendiami provinsi Banten, di sana beberapa kelompok etnis mengenakan pakaian adat Banten. Pakaian adat Banten merupakan produk budaya yang khas serta menambah kekayaan bagi bangsa Indonesia. Tapi bagaimana sebenarnya pakaian adat Banten? Apa keunikan dari pakaian tradisional tersebut? Serta ada berapa macam pakaian adat yang berasal dari Banten? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, mari kita scroll ke bawah artikel ini dan simak penjelasan lengkapnya sampai tuntas ya. Pakaian Adat Banten Pakaian Adat Banten Pakaian adat Banten merupakan pakaian tradisional yang berasal dari Banten. Pakaian ini merupakan produk budaya dari kebiasaan adat istiadat masyarakat yang mendiami tanah Banten. Masyarakat mayoritas yang mendiami tanah Banten adalah suku Baduy. Suku Baduy adalah suku asli yang banyak mendiami provinsi Banten. Bahkan mereka juga kerap dikenal sebagai masyarakat asli Banten. Pakaian adat Banten memiliki berbagai jenis yang biasa dikenakan oleh masyarakat Banten. Pakaian tradisional tersebut memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing, serta setiap bagian baju tersebut mengandung nilai filosofis yang khas menurut kepercayaan suku Baduy di provinsi Banten. Keunikan dan Filosofi Pakaian Adat Banten Setiap pakaian adat yang berasal dari berbagai daerah memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing. Sama halnya dengan pakaian adat Banten yang memiliki keunikan dan ciri khasnya. Beberapa keunikan dari pakaian adat Banten adalah sebagai berikut Ragam Warna Pakaian Suku Baduy Ragam Warna Pakaian Suku Baduy Pakaian adat Banten khas suku Baduy cenderung dengan warna putih, hitam, dan kadang juga sentuhan biru tua. Warna-warna ini diyakini sebagai lambang kehidupan. Warna hitam melambangkan kegelapan atau kondisi sebelum keberadaan cahaya. Sementara, warna putih melambangkan sesudah ada cahaya, suci, dan kejujuran. Selain itu, suku Baduy juga menggunakan warna dominan pada kain tenun khas Banten berwarna merah. Bagi masyarakat Baduy, warna merah diartikan sebagai warna darah atau warna api. Ragam Kain Tenun Khas Suku Baduy Ragam Motif Kain Tenun Khas Suku Baduy . Pada beberapa jenis pakaian adat Banten juga kerap dilengkapi dengan kain tenun khas Banten. Kain tenun tersebut dibuat oleh para wanita suku Baduy di kala waktu senggang. Proses pembuatan kain tenun khas Banten tersebut masih dilakukan dengan teknik tenun tradisional. Kain tenun yang dihasilkan juga berupa kain dengan berbagai corak dan motif khas Banten. Beberapa motif dari kain tenun khas Banten adalah kain tenun Jamang, kain tenun Samping Hideung, kain tenun Samping Aros, kain tenun Adu Mancung, kain tenun Susuwatan, kain tenun Samping Suat, kain tenun Suat Satu Mata. Adapun penjelasan lengkap mengenai macam-macam kain tradisional tenun khas Baduy Banten adalah sebagai berikut Kain Tenun Jamang Kain tenun jenis pertama adalah kain tenun Jamang. Kain tenun jenis ini biasa dikenakan untuk pakaian adat Banten oleh suku Baduy Dalam. Tenun Jamang adalah kain yang biasa dibuat untuk bahan baju atasan yang kemudian disebut dengan Jamang Kampret. Untuk ikat kepala juga dibuat dari bahan kain tenun Jamang ini. Kain Tenun Samping Hideung Kain tenun yang kedua adalah kain Samping Hideung. Kain tenun jenis ini cenderung berwarna hitam. Kain ini biasa digunakan untuk pakaian adat Banten oleh masyarakat Baduy, baik suku Baduy Dalam maupun suku Baduy Luar. Umumnya kain tenun Samping Hideung biasa digunakan oleh kaum wanita suku Baduy. Kain Tenun Samping Aros Kain tenun Samping Aros merupakan salah satu kain tenun yang biasa digunakan sebagai bahan pakaian adat Banten. Kain ini cenderung berwarna hitam dengan garis-garis tipis berwarna putih. Kain tenun jenis Samping Aros diperuntukkan khusus bagi kaum pria suku Baduy Dalam. Kain Tenun Adu Mancung Kain tenun Adu Mancung merupakan kain tradisional yang biasa dikenakan sebagai busana pakaian adat Banten. Kain tenun jenis ini biasa diaplikasikan sebagai selendang yang dikenakan oleh kaum pria pada upacara pernikahan suku Baduy Luar. Kain tenun jenis Adu Mancung merupakan selendang dengan hiasan motif polos hitam dan putih, kain tenun tersebut diberi hiasan motif geometris dengan benang warna merah, biru, atau warna-warna lainnya yang lebih cerah. Kain Tenun Susuwatan Kain tradisional dari Banten selanjutnya adalah kain tenun Susuwatan. Kain khas Banten ini biasa dikenakan sebagai pakaian adat Banten untuk kaum pria suku Baduy Luar. Kain tenun khas Banten ini berbentuk selendang atau kain panjang dengan motif kotak-kotak khas Banten. Warna untuk menghias kain tenun ini tidaklah terbatas artinya tidak ada aturan khusus untuk menentukan warna atau ukuran apa sebagai bahan kain tenunnya. Kain Tenun Samping Suat Kain tradisional tenun Banten selanjutnya adalah kain tenun Samping Suat. Kain tenun khas ini tidak memiliki aturan khusus atau pakem dari leluhur suku Baduy. Kain Samping Suat adalah motif perkembangan dari motif Susuwatan. Motif dari kain tenun ini terlihat motif geometris pada kainnya sedikit mengalami perubahan sari Susuwatan yang hanya terdiri dari kotak-kotak saja. Kain Tenun Suat Satu Mata Kain tradisional tenun Banten yang selanjutnya adalah kain tenun Suat Satu Mata. Kain tenun ini memiliki kegunaan sebagai syal atau kain panjang untuk pakaian adat Banten. Kain tenun khas Banten ini memiliki motif yang sudah ada sejak dahulu sebelum motif-motif yang lainnya. Motif tenun Suat Satu Mata dikenal sebagai motif yang paling rumit dan memakan proses waktu yang paling lama dalam pembuatannya. Nama Pakaian Adat Banten Pakaian adat Banten dibagi menjadi beberapa jenis pakaian. Setidaknya terdapat 4 jenis pakaian yang berasal dari Banten, yakni pakaian adat Banteng Pengantin, pakaian adat Pangsi, pakaian adat Baduy, dan pakaian adat Banten modern. Untuk mengetahui penjelasan lengkap mengenai pakaian adat Banten dapat diamati di bawah ini. No Macam Macam Pakaian Adat Banten 1 Pakaian Adat Banten Pengantin 2 Pakaian Adat Banten Pangsi 3 Pakaian Adat Banten Suku Baduy 4 Pakaian Adat Banten Modern 1. Pakaian Adat Banten Pengantin Pakaian Adat Banten Pengantin Pakaian adat Banten yang pertama adalah pakaian adat pengantin. Pakaian ini biasa dikenakan oleh sepasang mempelai pengantin yang sedang melangsungkan resepsi pernikahan. Umumnya pakaian adat pengantin Banten ini memiliki kemiripan dengan pakaian adat Sunda yang diperuntukkan bagi pengantin, mulai dari desain motif sampai model bajunya. Kemiripan ini dikarenakan pengaruh budaya Sunda yang sangat kental di daerah Banten. Pakaian adat Banten ini dilengkapi dengan aksesoris yang beraneka ragam. Dan pakaian untuk pengantin pria akan berbeda dengan pakaian untuk pengantin wanita. Busana Pengantin Pria Untuk pengantin pria, pakaian adat Banten berupa busana atasan berbentuk baju koko berkerah di bagian lehernya. Sedangkan bagian bawahan berupa kain samping. Kemudian ditambahkan aksesoris penutup kepala yang khas Banten. Aksesoris lain juga kerap ditambahkan pada pakaian adat Banten ini, seperti ikat pinggang yang terbuat dari kain batik dengan motif yang senada dengan bawahan. Serta tidak lupa dengan senjata tradisional berupa keris atau golok untuk membuat sang pengantin pria semakin gagah dan berwibawa. Untuk alas kaki, pengantin pria Banten menggunakan selop khas Banten. Busana Pengantin Wanita Untuk perlengkapan dan aksesoris pada pakaian adat Banten untuk wanita berupa baju kebaya. Sementara bagian bawahan berupa kain samping atau batik khas Banten. Kemudian ditambahkan selendang yang diselempangkan ke bahu. Serta dilengkapi pula penutup kepala sebagai aksesoris pengantin wanita. Penutup kepala ini beru[a kembang goyang yang dibuat indah dengan warna keemasan. Para pengantin wanita ini menggunakan berbagai perhiasan yang semakin menambah daya tarik dan membuat sang pengantin menjadi pusat perhatian. 2. Pakaian Adat Banten Pangsi Pakaian Adat Banten Pangsi Pakaian adat Banten yang kedua adalah pakaian adat Pangsi. Awalnya pakaian adat ini terkenal di kalangan masyarakat Sunda sebagai pakaian adat Jawa Barat. Namun saat ini pakaian tersebut telah menjadi pakaian adat Banten sebagai baju kesehariannya. Selain digunakan sehari-hari, pakaian adat Banten ini juga kerap digunakan sebagai pakaian tradisional dalam latihan silat tradisional yang kerap digelar oleh masyarakat adat Banten. Silat sendiri menjadi salah satu budaya yang cukup populer dan sering digelar di Banten. Menariknya, nama pangsi pada pakaian adat ini merupakan singkatan dari Pangeusi Numpang ka Sisi yang diartikan sebagai pakaian penutup badan. Pakaian adat ini khusus diperuntukkan bagi kaum pria Banten. Pakaian adat Banten ini digunakan dengan cara dililitkan dan menumpang semacam kita mengenakan sarung. Pakaian Pangsi Banten ini terbagi menjadi 3 susunan diantaranya yaitu tangtung, nangtung, dan samping. Warna baju Pangsi identik dengan hitam, namun tidak menutup kemungkinan dengan warna-warna lainnya dengan menyesuaikan acara atau kegunaan Pangsi itu sendiri. Baju Pangsi terdiri dari baju atasan yang kemudian disebut Salontreng. Baju ini juga dilengkapi dengan celana yang dikenal dengan Pangsi. Baju adat Banten tersebut dilengkapi dengan sandal selop dan ikat kepala khas Banten yang dikenal dengan Totopong. 3. Pakaian Adat Banten Suku Baduy Pakaian Adat Banten Suku Baduy Pakaian adat Banten yang ketiga adalah pakaian adat Baduy. Pakaian tradisional ini merupakan pakaian yang biasa dikenakan oleh masyarakat adat Banten dan mulanya berasal dari suku Baduy yang mendiami provinsi Banten. Suku Baduy adalah kelompok suku asli masyarakat Banten. Suku asli Banten ini memiliki kebiasaan tertutup, maka tidak heran jika dijuluki sebagai suku berkarakter penutup dari adanya pengaruh dari luar, seperti kemajuan teknologi dan perkembangan zaman. Suku Baduy dibedakan menjadi dua macam, yaitu suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar. Suku Baduy Dalam adalah suku yang tidak ingin menerima pengaruh dari luar dan tidak ingin berinteraksi dengan masyarakat luar. Sedangkan, suku Baduy Luar adalah suku yang masih bisa berinteraksi dan menerima pengaruh dari luar suku tersebut, meskipun mereka masih memberikan batasan-batasan tertentu dalam interaksi tersebut. Jika diamati dari kedua macam suku Baduy tersebut. Kebiasaan mereka akan berbeda dan tentunya pakaian yang mereka kenakan akan terlihat jelas perbedaannya. Untuk mengetahui bagaimana pakaian adat Banten dari suku Baduy Luar dan Dalam adalah sebagai berikut Pakaian Adat Banten Baduy Dalam Pakaian Adat Banten Baduy Dalam Pakaian adat Banten selanjutnya adalah pakaian khas suku Baduy Dalam. Pakaian adat ini cenderung seperti pakaian polos dengan warna putih. Pakaian tradisional ini biasa dikenal dengan sebutan Jamang Sangsang. Jamang Sangsang disematkan pada pakaian adat suku Baduy ini karena diambil dari bagaimana cara memakai pakaian khas tersebut. Yakni caranya hanya digantungkan di badan. Pakaian tradisional Jamang Sangsang ini memiliki lubang di beberapa bagian untuk memasukkannya ke badan, seperti lubang pada bagian leher dan lengan tangan. Baju ini tidak dilengkapi dengan kerah baju, ataupun kancing serta saku. Sehingga baju ini benar-benar terlihat polos tanpa atribut apapun. Pakaian adat Banten jenis ini dibuat dengan cara dijahit secara tradisional dengan tangan. Serta untuk membuat baju khas ini dibutuhkan pintalan kapas asli yang berasal dari hutan. Pakaian adat suku Baduy Dalam ini dilengkapi dengan pakaian bawahan berupa sarung yang cenderung berwarna gelap, seperti warna hitam atau biru tua. Sarung tersebut dililitkan dan diikatkan di pinggang. Suku Baduy biasanya mengenakan pakaian adat ini melengkapinya dengan aksesoris ikat kepala. Ikat kepala mereka berupa kain putih yang biasa digunakan untuk membatasi bagian rambut dengan kepala. Menurut kepercayaan suku Baduy Dalam, warna putih merupakan warna suci sehingga membuat pakaian dari bahan kain yang berwarna putih agar menjaga diri mereka agar tetap suci dan tidak terpengaruhi budaya luar yang dianggap sebagai budaya yang dapat merusak moral mereka. Pakaian Adat Banten Baduy Luar Pakaian Adat Banten Baduy Luar Pakaian adat Banten yang berikutnya adalah pakaian adat yang biasa dikenakan suku Baduy Luar. Pakaian tradisional Banten ini cenderung berwarna hitam, hal ini justru menjadikan mereka berbeda dari suku Baduy dalam yang cenderung menggunakan pakaian serba putih. Suku Baduy Luar meyakini bahwa warna hitam ini memiliki makna dari nama baju kampret atau baju kelelawar. Pakaian adat ini juga terlihat lebih dinamis dan elegan di setiap modelnya. Masyarakat Baduy Luar ini membuat pakaian tradisional tersebut dengan menjahitnya memakai mesin jahit. Mereka juga kerap menambahkan kancing dan kantong pada pakaian adat mereka. Untuk menjahit pakaian adat Banten ini tidak hanya menggunakan bahan material kapas, melainkan berbagai bahan lainnya juga kerap ditambahkan agar pakaian tradisional itu tampal lebih menarik dan lebih berwarna-warni. Selain dapat diamati dari warna pakaian yang dikenakan, suku Baduy Luar dan Baduy Dalam dapat dibedakan dari ikat kepala yang mereka kenakan. Jika suku Baduy Dalam biasa mengenakan ikat kepala berwarna putih, maka suku Baduy Dalam cenderung memakai ikat kepala yang berwarna biru tua atau kain batik sekalipun. 4. Pakaian Adat Banten Modern Pakaian Adat Banten Modern Pakaian adat Banten juga memiliki pakaian adat modern. Pakaian ini biasa dikenakan untuk melangsungkan acara pernikahan. Pakaian ini dikenakan oleh para pengantin dengan ciri khas dari provinsi Banten. Untuk para pengantin pria, mereka biasa mengenakan pakaian adat Banten berupa baju koko yang dilengkapi dengan kain samping sebagai bawahan. Pakaian adat ini juga dihiasi dengan aksesoris khas berupa penutup kepala dan ikat pinggang. Pengantin pria juga kerap menggunakan selop sebagai alas kakinya. Sementara untuk pengantin wanita, mereka biasa mengenakan pakaian adat Banten berupa kebaya dengan busana bawahan berupa kain samping yang senada dengan pengantin pria. Pengantin wanita Banten juga dipercantik dengan hiasan aksesoris berupa selendang yang diselempangkan, dan hiasan rambut berupa kembang goyang. Tidak hanya pengantin pria yang menggunakan selop sebagai alas kakinya, untuk perempuan juga mengenakan selop khusus wanita dengan hiasan khas Banten yang unik dan indah. Pakaian adat Banten jenis ini cukup populer dan banyak diminati sebagai pakaian yang dikenakan pada saat upacara pernikahan. Selain terkesan unik, pakaian adat ini juga dapat dipadu padankan dengan aksesoris yang cukup menarik dan lebih modern. Penutup Pakaian Adat Banten Demikian penjelasan mengenai pakaian adat Banten beserta ragam jenis dan keunikan di setiap busana tradisional tersebut. Setiap pakaian adat yang berasal dari berbagai daerah telah menjadi kekayaan bangsa Indonesia, tidak terkecuali pakaian adat yang berasal dari Banten. Menarik bukan? Yuk kunjungi artikel lain di Romadecade dan temukan kekayaan Indonesia lainnya yang berhasil dirangkum untuk kamu. Pakaian Adat Bantensumber referensi28 likes, 0 comments - sinaralfaomega on September 7, 2023: "Bibir merupakan salah satu bagian wajah yang mampu mencerminkan kepribadian serta menunjukkan kar" Setiap provinsi di Indonesia pasti memiliki senjata tradisional yang unik, termasuk Banten. Salah satu senjata tradisional yang berasal dari Banten adalah Bedog. Bedog memiliki bentuk yang mirip dengan parang. Namun, masih ada lebih banyak lagi senjata tradisional yang berasal dari Banten selain Bedog. Ingin tahu lebih lanjut mengenai jenis senjata tradisional dari Banten? Yuk, simak dalam artikel berikut ini. Macam-macam Senjata Tradisional Banten1. Bedog2. Golok Ciomasa. Asal-usul Golok Ciomasb. Keistimewaan Golok Ciomasc. Golok Ciomas sebagai Oleh-oleh Khas Banten3. Golok Sulangkar4. Congkrang5. Parang Macam-macam Senjata Tradisional Banten 1. Bedog Sumber Bedog adalah senjata tradisional Banten yang digunakan sebagai alat bantu kegiatan sehari-hari. Bentuknya seperti pisau, tapi dalam ukuran yang lebih besar. Gagangnya terbuat dari kayu, sedangkan bilahnya terbuat dari besi atau baja yang dipipihkan. Biasanya bedog digunakan untuk menebang pohon, menebang bambu, dan memecah batok kelapa. Selain itu, bedog juga digunakan sebagai alat untuk menyembelih hewan, seperti ayam dan kambing. Bedog juga bisa digunakan untuk melindungi diri dari serangan hewan buas. Bedog sangat penting bagi masyarakat Banten karena banyak membantu kegiatan sehari-hari mereka. Namun, pada jaman dahulu bedog digunakan untuk melindungi diri dari musuh. 2. Golok Ciomas Sumber Golok Ciomas adalah senjata tradisional Banten yang memiliki cerita sejarah di balik ketajamannya. Hampir sama seperti senjata golok pada umumnya, jenis golok ini juga memiliki fungsi utama untuk melindungi diri dari serangan lawan. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Banten, golok ciomas menyimpan kekuatan mistis yang besar. Lawan bisa tumbang dengan mudah walaupun pemegang golok ciomas belum mengeluarkan golok tersebut dari sarungnya. Golok Ciomas memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan golok biasanya. Golok ciomas yang masih baru akan terlihat berkarat karena ia dibuat dari besi yang diambil dari bawah tanah. Besi yang dipakai untuk membuat golok ciomas adalah besi-besi hasil dari galian pusaka masa lalu yang terpendam. Pada bagian golok yang tumpul terdapat angka romawi khusus yang sampai sekarang belum diketahui pengertian dan penjelasannya. Pada sarung golok terdapat ikatan yang disebut dengan cingcin. Aturan untuk membuat ikatan ini adalah jumlah yang ganjil. Biasanya jumlah yang digunakan adalah 17 dan 25. Angka 17 menunjukkan jumlah rakaat shalat wajib dalam satu hari, sedangkan angka 25 menunjukkan jumlah nabi yang wajib diketahui. a. Asal-usul Golok Ciomas Sumber Golok Ciomas sangat terkenal pada masa penjajahan karena digunakan untuk melawan para penjajah. Nama ciomas sendiri diambil dari nama salah satu daerah di Banten yang menghasilkan senjata ini. Daerah Ciomas terkenal karena daerah tersebut merupakan salah satu penghasil golok terbesar di tanah Banten. Golok dan bedog sering disamakan karena bentuknya mirip. Namun, khusus untuk golok ciomas tidak bisa disamakan dengan bedog. Bedog fungsinya cenderung ke perkakas sehari-hari, sedangkan golok ciomas khusus sebagai senjata untuk melindungi diri dari serangan lawan. b. Keistimewaan Golok Ciomas Golok Ciomas memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh senjata tradisional lainnya. Pertama, golok ciomas tidak dibuat dengan cara yang sembarangan. Pembuatan golok ciomas harus melalui ritual adat yang telah ada sejak jaman dahulu kala. Aturan dalam ritual ini tidak ditulis secara turun temurun, tapi tetap dilestarikan hingga saat ini. Pembuatan golok ciomas hanya boleh dilakukan pada bulan Maulud, yaitu bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam proses pembuatannya, golok ciomas hanya ditempa dengan godam, yaitu penempa khusus yang bernama Ki Denok. Penempa yang bernama Ki Denok ini adalah salah satu warisan dari Kerajaan Islam Banten. Godam tersebut merupakan hadiah yang diberikan oleh Sultan Banten. Golok ciomas memiliki nilai artistik yang tinggi karena keunikan proses pembuatannya. Selain itu, keseimbangan bentuk pada golok ciomas juga diakui memiliki kelebihan daripada senjata tradisional yang lain. Keistimewaan yang dimiliki oleh golok ciomas ini membuatnya tidak bisa dimiliki sembarangan. Hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan memiliki senjata ini. c. Golok Ciomas sebagai Oleh-oleh Khas Banten Perubahan jaman membuat senjata tradisional sudah jarang ditemukan lagi. Namun, saat ini daerah Ciomas mulai membuat kerajinan golok ciomas yang bisa dijadikan sebagai cinderamata. Untuk menunjukkan dedikasinya pada warisan sejarah, pengrajin di Ciomas membuat golok ciomas terbesar di dunia. Golok ini diberi nama Golok Nyi Gede. Nama golok ini diberikan berdasarkan nama ibu Sultan Maulana Hasanuddin Nyi Kawunganten. Golok terbesar ini memiliki berat besi kilogram, berat gagang kayunya adalah 250 kilogram, dan berat kerangkanya juga 250 kilogram. Keseluruhan berat golok ini adalah 2 ton. Panjang golok ini mencapai 5 meter, sedangkan gagangnya mencapai 1,7 meter. Rangka golok ini panjangnya mencapai 5,6 meter. Golok raksasa ini dibuat sebagai lambang kekeluargaan warga Banen dalam melestarikan warisan sejarah. 3. Golok Sulangkar Sumber Golok Sulangkar adalah senjata tradisional keramat yang merupakan warisan kebudayaan Banten. Sama seperti golok ciomas, jenis golok ini juga dipakai sebagai senjata untuk melawan penjajah. Namun, pemakaiannya seikit berbeda dengan golok ciomas. Sebelum digunakan, biasanya golok sulangkar diolesi terlebih dahulu menggunakan racun. Racun yang digunakan berasal dari ular tanah, kalajengking, dan katak budug. Racun dari ketiga hewan tersebut sangat ampuh dan mematikan untuk melawan musuh. Golok Sulangkar terbuat dari macam-macam besi, yaitu besi plat hitam yang disebut dengan besi sulangkar atau besi kihkir bekas. Besi sulangkar yang digunakan harus mengandung besi tua yang lebih dulu telah digunakan. Masyarakat Banten percaya bahwa besi-besi tua tersebut mengandung kekuatan mistis yang lebih banyak. Selain bahan bilahnya yang bermacam-macam, bahan gagang golok sulangkar pun bisa dipilih sesuai selera. Biasanya gagang golok sulangkar terbuat dari kayu sonokeling atau tanduk kerbau. Gagang yang dibuat dengan tanduk kerbau memiliki harga jual yang lebih mahal dan biasanya hanya digunakan sebagai koleksi. Tanduk kerbau yang dipakai merupakan tanduk yang didapatkan dari kerbau yang sudah mati. Jadi, kerbau tidak dibunuh dengan sengaja hanya untuk diambil tanduknya. Golok sulangkar harganya cukup mahal. Hal ini membuat beberapa oknum tak bertanggungjawab menjual golok suangkar yang palsu. Ciri-ciri golok sulangkar palsu adalah urat atau garisnya yang berukuran kecil. Golok sulangkar yang asli ukurannya lebih besar, seratnya sedikit, dan warnanya hitam kemerahan. 4. Congkrang Sumber Congkrang yang ada di Jawa Barat dan Banten memiliki perbedaan. Jika congkrang Jawa Barat lebih mirip cangkul, maka congkrang Banten mirip dengan arit. Bahkan, beberapa masyarakat Banten menyatakan bahwa congkrang adalah nama lain dari arit. Congkrang biasanya digunakan masyarakat Banten untuk berkebun dan mencari rumput. Meskipun bernama senjata, tapi congkrang saat ini lebih banyak digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Jika sedang tidak digunakan, congkrang juga dimasukkan ke dalam sarung seperti senjata lainnya. Hal ini dilakukan demi keamanan. 5. Parang Sumber Parang adalah salah satu senjata tradisional Banten yang bisa juga digunakan untuk membantu kegiatan sehari-hari. Senjata ini banyak digunakan untuk membangun rumah yang berbentuk panggung. Alam pembangunan rumah tersebut, diperlukan banyak bambu sehingga parang sangat berguna untuk membelahnya. Parang harus dicuci bersih setelah digunakan agar lebih tahan lama. Setelah dicuci, parang juga harus ditunggu sampai benar-benar kering sebelum dimasukkan ke dalam sarungnya. Hal ini bertujuan agar parang tidak mudah berkarat. Parang lebih sering digunakan daripada golok, jadi sebaiknya lebih sering diasah agar tidak tumpul. Nah, itu dia penjelasan macam-macam senjata tradisional Banten beserta gambar-gambarnya. Meskipun memiliki kemiripan satu sama lain, tetapi setiap daerah tetap memiliki keunikan senjata yang membuatnya berbeda. Sebagai warga Indonesia yang cinta tanah air, kita harus ikut melestarikan kebudayaan, termasuk senjata tradisional.
Jenis alat berat ini digunakan untuk menebang pohon dan mengambilnya tanpa menebang, juga mengumpulkan semua pohon yang ditebang di satu tempat yang memudahkan pekerjaan loader dan dump truck. 8. Graders. Mesin perata juga disebut sebagai mesin perata jalan adalah jenis peralatan lain yang digunakan dalam konstruksi terutama untuk konstruksi jalan.
Jenis Loyang Kue dan Fungsinya. Agar maksimal saat membuat kue, kamu perlu ketahui jenis-jenis dan fungsi dari loyang. Apakah sesuai dengan ukuran dan jenis kue yang akan kamu buat atau tidak. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa jenis loyang kue beserta fungsinya! 1. Angel Food Cake Pan. Sumber: The Gourmet Warehouse
Kerajaan Banten didirikan pada tahun 1526 Masehi. Bentuk kerjaannya adalah kesultanan, sehingga banyak juga yang menyebutnya Kesultanan Banten. Perang saudara setelah kedatangan penjajah dari Belanda merupakan pemicu keruntuhan kerajaan besar ini. Meski telah lama hancur, namun beberapa peninggalan kerajaan ini masih bisa kita temukan saat ini. 5XtE.